INTERAKSI SOSIAL DAN UMKM : GARAM DESA LES TEJAKULA

Pagi hari tampak biasa, namun aktivitas pagi hari ini sangat luar biasa. Tak ada suara ayam, tak ada suara burung, yang ada hanya suara motor yang  dipanaskan pada pagi hari dan bergegas untuk melakukan perjalanan, di jalan raya hanya ada warga yang beraktivitas dan Sang Surya yang tampak dengan keindahannya. Bukit dan pantai menjadi pendamping pada saat melakukan perjalanan hingga tidak ada rasa penat. Kecamatan yang dituju hari ini adalah kecamatan Tejakula.  Berbalut semangat menuju Kecamatan Tejakula tepatnya di Desa Les dengan tujuan untuk mengetahui proses pembuatan garam lokal asli Tejakula.

Jam menunjukan pukul 8 pagi Waktu Indonesia Tengah. Perut mencoba untuk berkomunikasi dan akhirnya mendapatkan semangkok bakso dan secangkir kopi ABC susu.  Pada saat menyantap hidangan terdengarlah informasi bahwa tempat proses pembuatan garam tinggal 30 menit lagi. Makanan telah habis, saatnya melanjutkan perjalanan. Tidak lupa untuk melihat sebuah monumen bersejarah yang ada di Desa Baha salah satu desa yang berada di Kecamatan Tejakula. Pada desa tersebut terdapat satu monumen bersejarah yaitu Batu yang berbentuk kapal. Setelah 30 menit akhirnya tempat proses pembuatan garam sudah terlihat. Kedatangan calon jurnalis muda disambut hangat oleh salah satu petani garam Tejakula. Yaitu Bapak I Ketut Masiana (60 tahun). Bapak Ketut Masiana memiliki sifat yang sangat ramah dan mampu memberikan pengajaran terhadap seseorang. Calon jurnalis muda itu membantu Bapak Ketut Masiana untuk melakukan proses pembuatan garam bagian yang didapatkan oleh Calon jurnalis tersebut yaitu meletakan tanah yang ada di dalam tinjung (wadah tanah yang nantinya akan digunakan sebagai media untuk menghasilkan garam tanah yang berada dalam tinjung sudah berisi air pantai) ke palungan ( petak atau kotak tempat tanah diletakan) . Proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan tanah yang diambil dari tinjung harus  diletakan berjarak antara tanah satu dengan tanah lainnya. Tidak bisa dibayangkan Bapak Ketut Masiana dengan umur sudah berkepala 6 mengerjakan ini setiap 3 Minggu sekali. Setelah memindahkan tanah ke dalam palungan calon jurnalis itu diberikan tugas untuk mangkrak. Mangkrak merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencampur tanah yang sudah kering agar merata. Proses mangkrak dilakukan dua kali pertama dilakukan pada saat akan menaikan tanah ke tinjungan dan yang kedua dilakukan ketika tanah yang sudah di keluarkan dari tinjung kering.

Bapak Masiana menjelaskan proses pembuatan garam Tejakula dari Awal sampai akhir. Beginilah proses pembuatan garam Tejakula. Yang pertama yaitu, ngangkrik Padang  (membersihkan rumput). Lahan tempat pengolahan garam tidak langsung sudah tertata melainkan sawah yang sangat lebat dengan rerumputan yang tinggi. Karena hal tersebut maka perlu dilakukan pembersihan terlebih dahulu agar tidak terganggu pada saat penataan lahan. Kegiatan ini dilakukan paling awal. Yang kedua yaitu, tampuk ( membuang rumput yang telah di angkrik atau dibersihkan). Ketika penataan lahan akan dipastikan lagi sudah tidak ada rumput dan sampah yang berserakan agar nantinya aman dalam penataan lahan. Yang ketiga yaitu, pundukang ( membuat petak atau kotak yang dibagi menjadi beberapa bagian). Pada lahan Bapak Ketut Masiana dibagi menjadi empat bagian. Bagian 1 untuk tanah kering yang akan dicampur air pantai pada fase pertama yang akan dicampur air laut pertama, bagian 2 untuk tanah yang sudah dicampur air laut dan akan dinaikan ke tinjungan, bagian 3 untuk tanah yang diturunkan dari tinjung. bagian 4 untuk tanah yang sudah kering dan siap disiram air pantai. Yang keempat yaitu, Ngewayahang. Ngewayahang adalah proses penambahan air pantai terhadap tanah ngewayahang terjadi dua kali dalam sekali pemerosesan garam pertama pada saat tanah kering biasa, kedua setelah tanah turun dari tinjungan. yang kelima yaitu, Mangkrak. Mangkrak merupakan kegiatan yang dilakukan agar tanah menjadi tercampur merata dan nantinya tidak menggumpal pada saat pembuatan garam. Jika tanah menggumpal akan menyulitkan petani garam untuk memanen hasilnya. Yang keenam yaitu, nyaring. Kegiatan ini yaitu menyaring tanah tadi untuk dicari garamnya saja hal inilah nantinya yang menentukan hasil dari garam tersebut apakah banyak atau sedikit. yang ketujuh yaitu, nyemuh hasil saringan. Dalam menjemur hasil saringan atau menjemur garam pada palungan yang berisi air pantai. Itulah proses pembuatan garam Tejakula. Disamping pembuatan garam terdapat pembuatan tinjungan. Tinjung tidak sekadar dibuat berbentuk bulat biasa tetapi dibuat dengan beberapa bahan yang unik. Berikut adalah bahan untuk membuat tinjungan. yang pertama yaitu, 1.      Masang geladag kayu. Kegiatan ini yaitu kegiatan memasang kayu yang dibentuk bulat dan nantinya akan diikat satu sama lain. Yang kedua yaitu, Waring. Mengisi geladag kayu tadi dengan karung polar agar nantinya tanah yang ditaruh di atas Tunjung tidak jatuh ke bawah. yang ketiga yaitu, Kamen tinjung. Kamen tinjung atau pelapis di bagian sisi tinjung dibuat dari tarpal agar kuat menahan beban yang diletakan di atasnya. 












Keunikan pembuatan garam Tejakula yaitu pada saat penjemuran dilakukan dengan sinar matahari langsung yang membuat rasa dari garam Tejakula memiliki tingkat rasa asin yang sangat tajam. Garam tejakula juga diproses dengan dua jenis palungan ada yang menggunakan batang kelapa untuk palungan ada juga yang menggunakan batang bambu yang diisi tarpal. Bapak Masiana melakukan semua proses itu sendiri banyak hal yang Bapak masiana ceritakan. Bapak masiana menceritakan bahwa proses pembuatan garam tidak senantiasa berjalan dengan lancar. Kadang garam yang telah diproses lama untuk panen karena cuaca tidak mendukung. Kadang jika cuaca mendung dan hujan pembuatan garam Tejakula harus di ulang dari awal atau bisa tetap dilanjutkan tapi akan menghasilkan garam yang tidak terlalu banyak. Tidak hanya halangan mendung dan hujan tetapi kadang juga air pantai naik hingga melewati pundukan sehingga tanah yang diproses bercampur dengan tanah yang belum diproses jika kejadian tersebut terjadi maka dapat dipastikan pembuatan garam Tejakula gagal. Bapak masiana mengatakan bahwa lahannya merupakan lahan turun temurun sudah ada sejak dahulu di tempat tersebut. Bapak masiana adalah penyakap di lahan tersebut nyakap berarti lahan yang digunakan untuk proses pembuatan garam bukan milik bapak masiana melainkan milik orang lain yang di sewa oleh bapak masiana. Meskipun bapak masiana setiap hari melakukan aktivitasnya dalam mengambil air ke pantai tetapi bapak masiana masih sering terpeleset dan jatuh dalam pengambilan air. Betapa sulitnya dalam menghasilkan lima puluh kilogram untuk menjalani kehidupan dan menafkahi keluarga. Garam Tejakula dalam satu kali panen menghasilkan lima puluh kilo satu kali panen. Harga dari garam ini tergolong rendah yaitu Rp. 15.000-, Per-kilo. Garam tejakula merupakan garam yang langka atau produksinya sangat minim. Hal tersebut menyebabkan garam  Tejakula tidak seperti garam lainnya yang diproduksi dan dipasarkan setiap saat. Garam ini dipasarkan jika ada yang memesan.




Garam Tejakula memiliki bentu seperti Kristal, garam tejakula memiliki bentuk yang tidak terlalu besar dan rasa dari garam ini sangat tajam. Garam tejakula menggunakan air seperti bir atau yang sering disebut air nyah, air nyak digunakan dalam proses ketika tanah berada di tinjungan. Nantinya air nyah akan dicampur dengan air pantai dan akan dituangkan ke dalam tinjungan. Pada garam tejakula terdapat garam wayah. Garam wayah yaitu karam yang digunakan untuk pakan sapi garam ini memiliki ukuran yang lebih besar. Garam wayah tidak jauh beda rasanya dengan garam tejakula biasa. 



Garam tejakula menjadi garam yang diminati mulai dariu masyarakat local hingga manca Negara seperti jepang berminat untuk membeli garam tejakula. Garam tejakula mungkin bisa lebih diperhatikan lagi sehingga nantinya dapat membantu produksi garam atau kebutuhan dalam bidang bahan masakan. Calon jurnalis membeli sekilo garam Bapak masiana dan membawanya pulang untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas ternyata dari hasil observasi kepada masyarakat singaraja khususnya singaraja Kota masih banyak yang tidak mengetahui garam asal Desa Les Tejakula 

 



Komentar