TPS 3R Desa Baktiseraga Terapkan Metode dari Negara Jepang

     19 Oktober 2020 didirikan sebuah tempat pengolahan sampah di Desa Baktiseraga, yaitu TPS 3R. Untuk mencari TPS 3R jalan yang dilewati sudah bagus sehingga tidak menjadi halangan jika ingin berkunjung ke sana. Walaupun tempat pengolahan sampahnya tidak begitu luas namun dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengolah sampah agar tidak mencemari lingkungan. Seperti namanya 3R yang memiliki arti Reduce( mengurangi sampah), reuse (Menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan), recycle (mendaur ulang sampah). TPS 3R Desa Baktiseraga beroprasi dari hari Senin-Sabtu. Putu Ariadi salah satu tim TPS 3R menyatakan “ pegawai di sini hanya 2 orang saja tapi banyak masyarakat yang mau membantu jika diperlukan tenaga”.



         Awal dibentuknya TPS 3R ini memiliki berbagai cerita. Masalah sampah di Desa Baktiseraga menjadi sorotan utama bagi Bapak perebekel desa Baktiseraga Gusti Putu Armada. Ak. Mulai dari warga yang membuang sampah sembarangan hingga warga mengeluh bahwa beberapa jalan yang dilewati bau akibat sampah yang dibuang di TPS. Peristiwa tersebut terjadi karena ada beberapa warga yang tidak mau memilah sampah dari rumah. Seluruh sampah non-organik yang masih tercampur dengan sisa-sisa makanan langsung dibawa ke TPS tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Untuk menindaklanjuti hal tersebut kemudian perbekel Desa Baktiseraga, Gusti Putu Armada membuat keputusan bahwa setiap warga yang membawa sampah ke TPS harus memilahnya terlebih dahulu. Awal ditetapkannya keputusan ini masih menjadi permasalahan bagi warga juga, “udah bayar biaya pengangkutan sampah ngapain saya harus memilah juga?” Ujar Gusti Putu Armada, menyampaikan keluhan yang pernah di dengar dari warga. 




          Walaupun demikian, Gusti Putu Armada tidak putus semangat. Beliau dengan tim pengolahan sampah terus berjuang untuk mengolah sampah yang ada di desa Baktiseraga hingga mendapat penghargaan dari dari Gubernur Bali yaitu Bakti Pertiwi Bali Nugraha, karena menjadi daerah yang mengelola sampah dengan baik dan memiliki inovasi baru dalam pengelolaannya. “ beruntung masyarakat mau ikut untuk memilah sampah sehingga petugas tidak kesusahan dalam pemilahannya, jika sampah tidak dipilah, waduh petugas bisa-bisa kewalahan dalam pemilahan dan pemerosesannya” ujar Putu Ariadi. 

       Berawal dari pengolahan sampah tersebut, Desa Baktiseraga sampai menjadi desa pengolahan sampah terbaik di Bali. Hingga diundang ke negeri sakura yaitu Jepang untuk mengikuti studi tiru. Berbagai pelajaran didapatkan di sana. Salah satunya yaitu sistem pengolahan sampah Osaki. Sistem pengolahan sampah Osaki yaitu sistem yang dilakukan dari rumah tangga masing-masing, sehingga petugas akan lebih mudah nanti untuk memilah berapa banyak sampah organik dan an-organik. Pengolahan sampah dengan metode osaki dibedakan menjadi 4 jenis. Yang pertama, sampah organik. Sampah organik merupakan sampah yang sudah lumrah kita dengar. Sampah organic berasal dari tumbuh-tumbuhan atau sampah yang bukan plastik. Yang kedua an-organik. Sampah an-organik merupakan sampah plastik dan kaca. Yang ketiga yaitu, sampah rumah tangga. Pmilahan sampah inilah yang didapatkan dari hasil riset dengan Negara jepang. Penduduk jepang pada setiap rumah tangga diajarkan untuk memilah sampahh yang dihasilkan dari rumah seperti, nasi sisa, lauk sisa, dikumpulkan dan diolah kembali menjadi pupuk yang bisa dijual. Yang keempat, yaitu residu. Residu yaitu sampah yang tidak dapat diolah kembali,seperti pempers dan langsung dibuang ke TPA. Sebelumnya masyarakat baktiseraga hanya menerapkan pemilahan an organik dan organik kemudian ditambahkan pemilahan sampah rumah tangga dan residu sehingga lebih memudahkan petugas dalam pemilahan sampah. Sistem ini baru saja diimplementasikan pada tanggal 28 Oktober 2023.       



     TPS 3R Desa Baktiseraga memiliki beberapa alat pendukung untuk melakukan daur ulang sampah. Yang pertama, mesin cacah. Mesin cacah digunakan untuk menghancurkan sampah agar menjadi lebih halus. Yang kedua, mesin ayakan. Mesin ayakan digunakan untuk menyaring sampah yang sudah halus jika sampah belum halus maka akan dimasukan ke mesin cacah kembali. Yang ketiga, cangkul. Cangkul digunakan untuk memindahkan sampah ke arko. Yang keempat, sekop. Sekop digunakan untuk memindahkan sampah ketika sudah sedikit agar bisa habis terangkut ke arko. Yang kelima , arko. Arko digunakan untuk memindahkan sampah ke mesin cacah. Jika sampah yang sudah halus akan diangkut dengan arko untuk dikumpulkan. Melalui sistem pengolahan tersebut, desa Baktiseraga juga telah mampu menghasilkan pupuk organik dari sampah yang telah dijual diberbagai wilayah di Bali.

    Warga di sekitar TPS membantu dengan cara membuat tong sampah menggunakan karung. karung akan diisikan kayu untuk menyangga agar karung tersebut tetaap berada di posisi yang sama dan pada setiap karung diisikan nama jenis sampah. warga yang memiliki dana lebih akan membeli tong sampah berbahan plastik dan mengumpulkan sampah sesuai warna tong sampah. hijau berarti, organik. kuning berarti an-organik, dan merah berarti sampah tidak bisa terurai atau residu. sampah makanan masuk ke dalam sampah organik. ibu Asih yang sedang berdiam diri di depan rumah dan bermain gawai mengatakan "semua masyarakat mendukung penuh program bapak prebekel ini, tetapi walaupun begitu masih saja ada yang membuang sampah entah itu di selokan dan di jalan". memang disekeliling desa masi terdapat beberapa sampah, bukan berarti program TPS 3R ini tidak berhasil tetapi tidak mungkin 100% masyarakat sadar akan efek samping sampah namun program ini hanya dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di masyarakat. 

       Membuang sampah sembarangan dilakukan dengan sengaja terutama oleh beberapa oknum generasi muda yang melakukan acara seperti bersuka ria dengan cara mabuk, tidak ada salahnya di daerah tersebut melakukan hal itu tetapi sampah bekas acara tersebut tidak dirapikan bahkan sampai berserakan, terutama markas untuk mabuk berada di depan minimart baktiseraga. Risma pegawai minimart mengatakan, "setiap malam pasti ramai di depan minimart ini orang kumpul atau nongkrong sampai pagi, tetapi tidak ada yang membersihkan sampah ujung-ujungnya saya juga yang harus bersihkan, kadang juga di warung sebelah". dengan demikian dapat dikatakan bahwa TPS 3R tidak bisa seratus persen dalam penanganan sampah hanya bisa meminimalisasi sampah, karena kesadaran untuk mengolah sampah datang dari diri sendiri. 

        tanggal, 14 November 2023 tim yang diajak studi banding oleh TPS 3R Baktiseraga hadir. tujuan dari hadirnya tim ini untuk memastikan apakah program Osaki ini mampu diterapkan di desa bakti seraga. Gusti Armada mengatakan "tim yang saya ajak studi banding itu ingin melihat apakah programnya di jepang akan sama saat diterapkan di indonesia khususnya di baktiseraga" . dengan adanya kunjungan ini berarti TPS 3R baktiseraga mempunyai hubungan yang baik dengan tim dari Jepang. dengan hubungan intens ini maka kedepannya pasti akan ada program dan tembusan baru dari TPS 3R Baktiseraga. Ada hal unuk lainnya dari TPS 3R pupuk yang dihasilkan dari pengolahan sampah dan siap untuk dipasarkan akan diantarkan sampai ke rumah. sebelum menjual pupuk petugas TPS 3R akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat misalnya, pada tanaman apa pupuk ini baik digunakan, agar dapat membantu pertumbuhan tanaman tersebut dengan cepat. selain itu juga pupuk kompos tyang telah digunakan diujicoba langsung di Urban Farming yang ada di desa Baktiseraga. 

Komentar