OKOKAN : BUDAYA, BERSYUKUR, DAN FILOSOFI

        Kabupaten Tabanan  dijuluki sebagai kota Lumbung padi dikarenakan daerahnya yang banyak memiliki petak sawah yang  indah dan asri. kabupaten Tabanan juga dihiasi dengan berbagai destinasi wisata yang indah, salah satu destinasi wisata yang digemari wisatawan yaitu kebun raya bedugul. kebun raya bedugul memiliki daya pikat yang bagus untuk wisatawan dari segi tata pembangunan dan arsitektur yang ada di dalamnya. selain hawa yang dingin yang disandingkan dengan petak sawah yang indah kabupaten Tabanan juga kaya akan kebudayaan yang unik salah satunya yaitu Okokan. 

            Okokan menjadi salah satu kebudayaan yang menjadi ciri khas kabupaten Tabanan.  pada saat hari raya nyepi masyarakat bali mengadakan taur agung kasanga dengan mecaru dan mengarak ogoh-ogoh keliling desa. berbeda dengan beberapa desa di kabupaten Tabanan seperti Desa Kediri, Desa Penebel, Desa Kerambitan. Okokan atau Tek-tekan dilakukan oleh setiap banjar yang ada di desa tersebut. sebelum ditentukan hari pelaksanaan okokan dulu okokan dilaksanakan ketika desa terkena wabah penyakit dan waktu pelaksanaannya tidak ditentukan namun pada saat ini okokan dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan nyepi dimulai. "semua pemain okokan berkumpul dan melakukan persembahyangan untuk memohon doa restu dan diberikan tirta oleh pemangku sebelum melakukan pementasan" ucap Restu Adiputra pemuda asal Penebel Kabupaten



Tabanan. sebelum melakukan pementasa semua pemain akan dikumpulkan dan melakukan persembahyangan agar terlindung dari hal yang tidak diinginkan. okokan merupakan sebuah alat musik yang unik bahkan jika dipikirkan secara logika sebuah alat musik yang sederhana seperti okokan tidak akan bisa membuat alunan yang begitu tegas dan tangkas jika didengarkan. okokan terinspirasi dari kalung sapi yang digunakan masyarakat bali untuk pengenal bagi sapi yang masyarakat bali pelihara, namun okokan dibuat dengan ukuran  yang besar sehingga dapat mengeluarkan suara bass yang bergema sangat indah. okokan dimainkan diiringi dengan kul-kul, gong, kendang, besi bernada, ceng-ceng. kendang yang digunakan yaitu kendang gede, kendang inilah yang mempunyai nilai magis yang tinggi dalam pementasan okokan. okokan dimainkan dengan cara dikalungkan pada dua orang manusia dan diisi kayu untuk menopang okokan tersebut, kemudia okokan diayunkan ke depan dan ke belakang agar kayu yang ada di dalam lubang kecil di bawah okokan terbentur sehingga menghasilkan bunyi. 

               Tiga wilayah yang ada di Kabupaten Tabana, Desa Kediri, Desa Kerambitan, Desa Penebel memiliki cara yang berbeda dalam melaksanakan kegiatan okokan. Desa Kerambitan melaksanakan kegiatan okokan pada saat pementasan calonarang pada okokan Desa Kerambitan, okokan hanya dikalungkan pada satu orang saja. Desa Penebel menggunakan tradisi okokan pada saat musim panen tiba,hal tersebut dilakukan sebagai rasa syukur masyarakat atas apa yang diberikan oleh tuhan. sedangkan Desa Kediri melakukan tradisi okokan pada tawur agung kasanga atau sehari sebelum nyepi dengan dua okokan yang digantung di bambu, sehingga ada unsur gotong royong di dalamnya. 


                 Okokan dibuat dengan makna filosofi yaitu bandul atau kayu yang ada di dalam lubang di bawah okokan melambangkan lingga atau laki-laki  sedangkan luar okokan disebut dengan yoni atau perempuan dengan filosofi ini maka dimanapun terdapat okokan maka di sana akan ada kesuburan dikarenakan terdapat perempuan dan laki-laki. okokan memiliki makna kesuburan keharmonisan dan penciptaan. pada bagian depan okokan terdapat ornamen Boma yang merupakan makhluk mitologi hasil pertemuan dewa wisnu dan ibu pertiwi yang menjadi simbol kesuburan. dewa wisnu pada kepercayaan umat hindu adalah air sedangkan ibu pertiwi adalah tanah jika tanah disiram dengan air dan diberikan tumbuhan maka tumbuhan tersebut akan hidup hal tersebut yang menyebabkan boma menjadi lambang kesuburan. alat musik kokokan terinspirasi dari lonceng nandini, nandini merupakan tunggangan dewa siwa. siapapun yang membunyikan okokan maka akan mengundang dewa siwa hadir dan sebagai bentuk pemujaan terhadap dewa siwa untuk melindungi umatnya . " okokan pertama kali dimainkan pada bulan juni 1991, info ini saya dapat dari penglingsir yang ada di penebel, pada saat itu banyak turis atau wisatawan asing yang meminjam okokan dan memainkannya sendiri" ucap Restu Adiputra Pemuda asal Penebel  Kabupaten Tabanan. 

                      Okokan berkembang dan tetap eksis dikarenakan dukungan dan semangat masyarakat Kabupaten Tabanan. dengan adanya okokan masyarakat Kabupaten Tabanan memiliki hal baru yang dicari wisatawan manca negara. okokan dahulu hanya dikenalkan sebagai tradisi tetapi pada saat ini okokan sudah dikenalkan sebagai atraksi. okokan dinyatakan sebagai atraksi dengan teori Product Life Cycle. teori tersebut dipopilerkan oleh levvit pada tahun 1978. okokan sudah memasuki masa pertumbuhan dalam perkembangannya. hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya undangan dari berbagai acara yang ingin menampilkan okokan. 

                            Ada beberapa bentuk komodifikasi dan pengembangan tradisi okokan sebagai atraksi. yang pertama ada proses produksi, proses produksi dapat dilihat dari pementasan dan penyajian. pementasan okokan dahulu hanya dipentaskan pada hari tertentu tetapi saat ini okokan sudah dapat dipentaskan sesuai jadwal dan teratur. sedangkan pada penyajian dapat dilihat dari pakaian yang digunakan pemain okokan dahulu pemain okokan hanya menggunakan kain hitam putih dalam pementasannya dan bertelanjang dada, namun pada saat ini sudah menggunakan pakaian modern yang dikombinasikan dengan hitam putih sehingga tidak menghilangkan unsur keaslian kostum pemain okokan. dalam segi penyajian juga ditambahkan berbagai instrumen untuk membuat okokan menjadi lebih menarik biasanya okokan pada saat ini ditambahkan dengan musik baleganjur agar lebih menarik disaksikan oleh wisatawan maupun warga lokal. Yang kedua proses distribusi, proses distribusi  dapat dilihat dari penyebaran informasi tentang okokan. dahulu okokan hanya dilakukan oleh praktisi atau orang yang memang bergelut di bidang tersebut, keberadaan okokan juga tidak disebarkan secara gamblang melainkan dari mulut ke mulut dan eksistensi okokan dahulu tidak terlalu dipedulikan masyarakat. namun sekarang okokan sudah mulai mengalami pengenalan melalui media massa dengan menunjukan keunggulan yang dimiliki oleh okokan sehingga menarik perhatian masyarakat dan ingin menonton okokan. yang ketiga yaitu proses konsumsi, proses konsumsi dapat dilihat dari dari pementasannya yantg awalnya hanya sebagai penolak bala, rasa bersyukur untuk panen, dan untuk tawur agung kasanga saat ini okokan sudah dapat dipentaskan di berbagai acara dan sudah dapat dipentaskan di luar desa seperti pada Pesta Kesenian Bali (PKB) pementasan okokan pada PKB biasanya paling sering terjadi pada saat pembukaan atau pawai PKB. 

                           Tradisi okokan masih sangat eksis sampai saat ini dan telah menjadi atraksi yang bisa untuk dikonsumsi publik. budaya okokan akan terus dilestarikan oleh masyarakat khususnya masyarakat kabupatemn Tabanan dengan adanya okokan tidak hanya menetralisir bala atau penyakit tetapi juga dapat meningkatkan eksistensi Kabupaten Tabanan dalam menjadi salah satu tempat wisata yang populer para wisatawan juga dapat menikmati pertunjukan yang amat indah dengan alunan bass okokan yang bergema dan musik baleganjur yang memiliki kesan tegas tangkas. ketika kedua instrumen musik tersebut disatukan maka terciptalah musik tradisional okokan.
 



 

Komentar