“Pahit” kata
pertama yang akan diucapkan oleh orang ketika meminum olahan dari daun sembung
yaitu loloh don sembung. Dalam bahasa Indonesia loloh berarti jamu,
sehingga arti dari kata loloh dong sembung adalah jamu yang terbuat dari
daun sembung. Minuman ini meruapakan salah satu minuman tradisional yang jarang
diketahui oleh masyarakat. Karena tidak di jual dimana pun. Daun ini tergolong
ke dalam daun yang jarang diketahui oleh masyarakat umum. Sejatinya daun ini
sangat mudah untuk tumbuh karena termasuk ke dalam tumbuhan liar dan mudah
untuk dibudidayakan. Namun karena masyarakat jarang mengetahui daun ini,
membuat daun ini cukup sulit untuk ditemukan karena jarang ada yang
membudidayakannya.
Daun sembung
mempunyai ciri-ciri daun duduk yang tumbuh
berseling, berbentuk bundar telur dan lonjong, bagian pangkal dan ujung lancip,
pinggri bergerigi, dan terdapat 2-3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Permukaan daun bagian atas agak kasar, sedangkan bagian
bawah halus seperti beludru. Bunga bekelompok berupa malai, muncul di ujung
cabang dan berwarna kuning. Buah longkah sedikit melengkung dengan panjang 1
mm.
Kandungan yang terdapar di dalam
Daun Sembung juga sudah banyak diteliti, salah satunya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Mentari Ameliana, Nur Maulida Sari, Abdul Rasyid Zarta ,
Muhammad Fikri Hernandi, Farida Aryani,
dan Periani Paurru, dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada
tahun 2022. Mereka melakukan penelitian dengan judul “Potensi Pemanfaatan Daun
Sembung (Blumea balsamifera) dengan Analisis Kandungan Fitokimia, Aktivitas
Antioksidan dan Atibakteri. Hasil dari penelitian mereka yaitu tumbuhan Sembung
(Blumea balsamifera) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, tanin dan steroid. Pengujian antioksidan dengan pelarut N-heksan
tertinggi pada konsentrasi 200 ppm yaitu sebesar 70 %, sedangkan untuk pelarut
Etil Asetat tertinggi pada konsentrasi 100 ppm yaitu sebesar 87 % dan pengujian
dengan pelarut Etanol tertinggi pada konsentrasi 50 ppm dan 100 ppm yaitu
sebesar 82 %. Daya hambat ekstrak daun tumbuhan Sembung pada bakteri
Propionibacterium acnes terbesar pada pelarut Etanol pada konsentrasi 400
µg/well yaitu 14 mm, bakteri Streptococcus mutans terbesar pada pelarut Etanol
pada konsentrasi 400 µg/well dengan besar hambatan 15 mm dan pengujian bakteri
Streptococcus sobrinus terhadap ekstrak Sembung terbesar pada pelarut Etanol
pada konsentrasi 400 µg/well dengan besar hambatan 13 mm. Berdasarkan hasil
penelitian yang didapatkan, daun tumbuhan Sembung (Blumea balsamifera) dapat
direkomendasikan sebagai obat herbal dengan kandungan antioksidan dan
antibakteri alami.
Dalam
buku Tanaman Obat Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan rakyat yang disusun
oleh Kementrian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2019, juga
menyatakan bahwa daun sembung memiliki manfaat untuk mengatasi demam, mencegah
pembentukan gas di saluran pencernaan dan perut kembung, serta mengatasi
kondiri tenggorukan berdahak atau batuk berlendir. Selain itu, Daun sembung memiliki khasiat untuk mengobati penyakit
lainnya seperti, 1). Untuk mengobati diare. Khasiat ini bisa didapat berkat
sifat antimikroba yang dimilikinya, sehingga dapat melawan mikroba penyebab diare. Hal tersebut telah
terbukti melalui beberapa penelitian yang salah satunya diterbitkan di Jurnal Sains dan Kesehatan pada 2015. Menurut
penelitian tersebut, penggunaan ekstrak etil asetat daun Blumea balsamifera dengan dosis 250 mg/kg berat badan
dapat memberikan efek antidiare pada tikus. 2) Mengobati Batu Ginjal. Khasiat
daun sembung dalam mengobati batu ginjal sudah terbukti melalui studi yang
diterbitkan pada jurnal Asian Journal of Urology.
Menurut studi tersebut, ekstrak daun Blumea balsamifera ditemukan
dapat membantu mengecilkan ukuran kristal kalsium oksalat serta mencegah pembentukannya.
3) Mempercepat penyembuhan luka. Penelitian
yang dilakukan pada tikus didapatkan fakta bahwa daun Blumea balsamifera dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan luka eksisi di kulit. Luka eksisi adalah jenis luka yang
terjadi karena terpotongnya jaringan oleh benda yang tajam. Khasiat ini bisa
didapat berkat kandungan total flavonoid yang ada di dalamnya. Glikosida flavonoid dalam daun ini
disebut memiliki efek terapeutik dalam menyembuhkan luka dengan menginduksi
neovaskularisasi. Sementara asam klorogenat bersifat anti-inflamasi
(antiperadangan). 4) Mengurangi nyeri haid. Manfaat daun sembung lainnya yang
sudah sering digunakan, yaitu untuk mengurangi nyeri haid pada wanita. Efek
anti-inflamasi yang dimiliki daun ini diyakini dapat membantu mengurangi
peradangan yang terkait dengan rasa nyeri tersebut. Selain itu, daun yang satu
ini pun disebut dapat membantu mengatasi masalah menstruasi lainnya, seperti
haid tidak teratur atau perdarahan haid yang berlebihan (menorrhagia). 5) Mengobati rematik. Efek anti-inflamasi dari daun Blumea balsamifera tidak hanya cukup di situ.
Faktanya, efek ini juga bisa bermanfaat bagi penderita rematik (rheumatoid
arthritis). Pasalnya, efek ini dapat membantu meredakan inflamasi atau
peradangan pada penderita rematik sehingga rasa nyeri yang dialaminya bisa
berkurang. 6) Mengatasi hipertensi Efek antihipertensi pada ekstrak daun Blumea balsamifera dapat membantu mengontrol
tekanan darah pada penderita hipertensi. Studi pada hewan menemukan fakta bahwa
penggunaan ekstrak etanol daun sembung dapat mencegah peningkatan tekanan diastolik
dan sistolik. Bahkan, disebutkan bahwa kemampuan ekstrak daun ini setara dengan
propranolol, yaitu obat golongan beta blocker yang sering digunakan
untuk mengatasi hipertensi.
Dari semua manfaat yang telah
disampaikan mengenai Daun Sembung, tidak semua orang dapat merasakan khasiat
dari daun ini. Karena dapat menimbulkan efek samping seperti alergi. Beberapa
khasiat di atas pun baru teruji pada hewan, sehingga belum terbukti efektif
untuk mengobati penyakit pada manusia. Oleh karena itu, sebaiknya obat herbal tidak digunakan sebagai
pengobatan utama. Anda disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter guna
mengatasi penyakit yang Anda alami.
Namun
untuk anjuran satu ini sudah dapat dipercaya kebenarannya karena olahan daun
sembung ini sudah dipercaya oleh masyarakat Desa Sembung. Desa Sembung
merupakan salah satu desa yang berada di Kecapatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Desa Sembung memiliki asal mula dan filosofi nama yang unik, yaitu karena
dahulunya desa ini banyak ditumbuhi oleh Daun Sembung. Hal ini juga dipertegas
oleh salah satu warga Desa Sembung yang bernama Ketut Karuni, beliau menyatakan
bahwa sebelum menjadi desa tempat tersebut merupakan hutan yang banyak
ditumbuhi oleh Daun Sembung. Oleh karena itulah tempat yang banyak ditumbuhi
dengan Daun Sembung dinamai dengan Desa Sembung.
Masyarakat Desa Sembung sangat
mempercayai dan meyakini khasiat dari Daun Sembung salah satunya dapat
menghilangkan panas dalam perut akibat salah mengonsumi makanan. Untuk
mengatasi penyakit tersebut masyarakat Desa Sembung biasanya mengolah daun ini
menjadi loloh (jamu). Cara pembuata Loloh Don Sembung tergolong
sederhana, yaitu cukup dengan meremas-remas daun sembung yang telah dicampur dengan
air. Jika air sudah berubah menjadi warna hijau maka pisahkan daun dari air
dengan cara disaring. Larutan air tersebut kemudian dapat dicampur dengan garam
ataupun dengan asam jawa. Hal tersebut bertujuan agar rasa pahit dari larutan
tersebut menjadi sedikit berkurang. Walaupun sederhana namun memiliki manfaat
yang baik bagi masyarakat yang sampai saat ini masih sangat diyakini.
Komentar
Posting Komentar